Siang tadi (14/09/2016) sepulang dari Desa Japan yang berada di lereng Gunung Muria, untuk menikmati Air Terjun Kedung Gender yang populeritasnya sedang berada di atas di kalangan instagramers dan pemuda kekinian. Karena sudah masuk jam makan siang--bahkan sudah terlewat, kami (saya dan teman saya Owi) menyempatkan diri untuk mencari makan siang di areal Colo yang tidak jauh dari Japan. 

Terlintas di kepala saya adalah menu Pecel Pakis Kudus yang memang kondang sebagai makanan khas dari Colo - Kudus. Langsung saja kami mencari warung makan yang menjual hidangan khas dengan daun pakis sebagai bahan utamanya. Sebenarnya warung pecel pakis yang terkenal di sini adalah Pecel Pakis Mbok Yanah, tapi tidak ada salahnya kan mencoba menu tersebut di warung lain.

Kalau tidak salah, ini kali kedua saya makan pecel pakis. Yang pertama dulu saat di Keboen Iboe yang merupakan tempat makan saung di areal Colo juga. Kapan-kapan deh saya bahas tentang rumah makan tersebut. Dan yang ke-dua ini saya makan di warung yang berada di samping pintu masuk Bumi Perkemahan Kajar yang sekarang sudah menjadi destinasi wisata andalan Kudus.

Biasanya pecel terdiri dari sayuran kacang panjang, toge, bayam, kembang turi dan sayuran hijau lainnya. Berbeda dengan Pecel Pakis Kudus yang menggunakan tanaman pakis sebagai bahan utamanya. Sedangkan kacang panjang, toge menjadi bahan pelengkap. Tapi banyak juga warung yang menggunakan pakis semua untuk sajiannya. Bumbu pecel pakis pun sama dengan pecel lainnya, yakni bumbu kacang yang kental.

Memang pecel ini menjadi makanan khas Kudus, khususnya Colo. Bahkan makanan tradisional yang sederhana ini cukup tersohor dan kerap dicari wisatawan yang mampir di Kudus. Mereka rela menempuh perjalanan menanjak ke arah Colo yang berada di lereng Gunung Muria. Saat pecel pakis sudah masuk mulut, sudah dipastikan rasanya enak banget dan bikin ketagihan. 

Pakis (c) pixabay.com

Kenapa harus pakis? Ya, di Colo ini banyak tumbuh tanaman paku-pakuan seperti tanaman pakis. Tanaman tersebut tumbuh subur dan banyak, maka dari itu dimanfaatkan sebagai pecel. Lagipula rasanya pun enak dengan paduan bumbu kacang yang khas. Tidak kalah dengan pecel pada umunya. 

Ternyata cara memasak pakis ini  pun cukup  mudah. Setelah pakis dibersihkan dan dipotong-potong sesuai ukurannya, langsung saja direbus sebentar pada air mendidih. Saat merebus jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lama, karena jika terlalu singkat akan terasa gatal, dan jika terlalu lama akan pahit. Selain itu pun masih terasa tekstur kriuk-kriuknya. 

Saat penyajian, Pecel Pakis Kudus dapat dilengkapi dengan telur rebus, telur bacem  atau ayam goreng dan gorengan lainnya. Jika gemar makan krupuk, dibarengi dengan krupuk pun sangat enak. Sedangkan tadi saya memilih telur bacem sebagai pelengkap dan ditemani rempeyek kacang yang kebetulan dijual di warung tersebut.

Ternyata tanaman pakis yang bahkan seperti tanaman tak berguna tersebut punya kandungan yang cukup lengkap dan baik untuk kesehatan loh. Kandungan Pakis adalah Vitamin A, Vitamin C, Niasin, Fosfor, Flavanoids. Selain itu pakis juga bisa digunakan sebagai obat sakit perut seperti sembelit. Bisa juga digunakan sebagai pengobatan pada parasit internal seperti cacing.

Langsung saja jika sedang berada di Kudus, mampir ke daerah colo untuk menikmati sajian pecel pakis yang lezatnya tanpa banyak kata. Buktikan sendiri!